KENDAL - Dinas Pertanian Kabupaten Kendal bersama dengan aparat TNI AD dan para petani di wilayah Desa Bulak Kecamatan Rowosari menggelar gerakan pembasmian hama tikus sawah di lahan seluas 6 hektar, Jumat ( 5 / 2 ). Kegiatan tersebut bertujuan menekan kerugian para petani yang padinya dimakan tikus dan mengurangi jumlah tikus sawah.
Menurut Kepala Seksi Perlindungan Tanaman Pangan Dan Sarana Dan Prasarana Dinas Pertanian Kabupeten Kendal, Wildan Yonansyah, S.TP, kegiatan penggropyokan hama tikus dilakukan di lima desa di lima kecamatan. Kegiatan tersebut di masing - masing desa melibatkan personil TNI sebanyak 25 tentara, petani sebanyak 100 dan staf Dinas Pertanian sejumlah 15 orang termasuk UPTD dan para penyuluh pertanian.
Kegiatan pembasmian tikus dilakukan dengan obat Alpostran bantuan dari Kementrian Pertanian dan disediakan secara gratis untuk para petani. Obat tersebut bisa diperoleh dari UPTD Pertanian setempat dan kantor Dinas Pertanian.
Sementara Kepala Desa Bulak Zaenal Alimin, S.Pd menyebutkan, warganya menyambut gembira penyaluran obat anti hama tikus yang selanjutnya digunakan untuk melakukan pemberantasan. Warga berharap tanaman padi bisa diselamatkan dan berhasil panen, meski hasilnya berkurang.
Ia menambahkan, sebelum dilaksanakan pemberantasan massal, warga melakukan dengan cara manual, memberburu binatang pengerat itu di lubang–lubang persembunyian seputar area pertanian. Namun cara tersebut tidak mendapatkan hasil yang maksimal. Dengan Alpostran yang berbentuk peluru tersebut, diharapkan hama tikus dapat dibasmi dengan maksimal. Dalam satu box terdapat 50 alpostran dan dua alat pemegang obat yang berbentuk corong. Penggunaan alat ini dengan cara diemposkan atau diasapi secara langsung ke dalam lubang tikus.
Wildan menerangkan, cara penggunaan obat ini yakni pertama kali obat dimasukkan pada alpostran sebagai alat penopang. Setelah terpasang, obat yang terbuat dari bahan utama belerang kemudian disulut api dan dimasukkan ke lubang-lubang tikus yang nantinya akan mengeluarkan asap.
“Tikus akan mati dengan sendirinya jika menghirup asap saat berada di dalam lubang. Jadi pengobatan ini sama persis dengan pengasapan. Memang lebih efektis karena hanya memerlukan tenaga tiga orang saja cukup,” jelas Wildan. ( 03 / heDJ )