Kendal - Ketersediaan jagung untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak, di Kabupaten Kendal untuk tahun 2018 tidak mengalami kekurangan, bahkan mengalami surplus. Sebab dari jumlah yang dibutuhkan yaitu sebanyak 121.332 ton dalam satu tahun, produksi jagung di Kendal mampu menembus angka 183.707 ton, sehingga para peternak tidak perlu merasa khawatir akan kebutuhan pakan jagung untuk ternaknya.
Pensebaran ternak di Kendal, masih terpusat pada wilayah Kendal bagian atas yaitu di wilayah Kecamatan Patean, Sukorejo, Limbangan, Boja dan sebagainya, hanya sebagian kecil berada di wilayah bawah. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kendal, jumlah peternak keseluruhan ada 670 peternak. Sedangkan jumlah ternaknya terdiri dari 6 juta ekor ayam pedaging, 670 ribu ayam petelor dan 12 ribu ekor burung merpati.
Kelebihan produksi jagung di Kendal untuk tahun 2018, salah satunya ditengarai sebagai akibat dari perkiraan musim oleh BMKG yang dinilai tidak meleset. Waktu musim kemarau dan musim hujan terjadi sesuai prakiraan. Misalnya awal terjadinya hujan diprediksi akan terjadi pada minggu ketiga bulan November, kenyataannya awal hujan benar-benar terjadi pada minggu ketiga bulan November tahun ini , sehingga petani bisa memprediksi waktu tanam dan waktu panen sesuai dengan hitungan-hitungannya juga. Hal tersebut seperti disampaikan oleh Pandu Rapriat Rogojati, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kendal.
Meskipun ketersediaan jagung mengalami kelebihan produksi, namun diakui ada sebagian peternak yang mengaku masih menemui kendala untuk mendapatkan pakan jagung dari petani. Terhadap masalah ini Pandu menjelaskan bahwa mestinya hal tersebut tidak akan terjadi, apabila para peternak bisa merencanakan pembelian pakan ternak dengan baik. Misalnya, kata Pandu, saat terjadi panen raya jagung, peternak bisa membeli jagung murah dengan jumlah yang lebih banyak, kemudian jagung bisa di simpan atau di stok terlebih dahulu, baru kemudian dikeluarkan lagi saat terjadi produksi jagung mengalami penurunan. Dengan demikian peternak tidak akan mengalami kendala . karena naik turunnya produksi jagung masih sangat tergantung cuaca dan musim, oleh sebab itu ada musim melimpah dan juga ada musim produksi alami penurunan, terang Pandu.
Jagung Kendal Didistribusi Keluar Daerah
Ketersediaan jagung juga bisa berkurang sebagai akibat, hasil produksi jagung oleh petani yang dijual ke pengepul besar dan oleh pengepul besar jagung didistribusikan keluar daerah Kendal. Hal inilah yang perlu menjadi perhatian bersama baik oleh peternak maupun instansi terkait. Pandu menjelaskan saat ini keberadaan petani jagung masih sering tergantung pada pengepul kecil yang ada di desa-desa. Pengepul kecil ini biasanya mengikat kontrak dengan petani melalui bantuan modal yang diberikan, bisa berwujud bantuan benih atau pupuk.
Karena petani terikat kontrak dengan para pengepul kecil ini, sehingga petani harus menjual hasil produksinya ke pengepul kecil tersebut, yang harganya dibawah harga pasar. Pengepul kecil ini adalah orang-orang lapangan yang mendapat modal dari para pengepul besar. Kemudian pengepul kecil terikat kontrak dengan pengepul besar dan pengepul besar terikat kontrak dengan pabrikan besar.
" Hal itulah yang menjadi salah satu penyebab, berkurangnya ketersediaan jagung didaerah sendiri, meskipun beberapa pengepul besar itu ada di wilayah kabupaten Kendal yaitu di desa Truko. Jadi produksi melimpah, tetapi ketersediaan pakan jagung di daerah sendiri bisa berkurang. Karenanya, sekali lagi perlunya para peternak memiliki manajemen agar stok pakan ternak selalu tersedia untuk ternaknya".
Pada sisi lain petani juga tidak bisa merasakan hasil penjualan jagungnya sesuai harga pasar. Misalnya harga perkilogramnya mestinya 4.500 rupiah, namun karena terikat kontrak dengan pengepul, maka petani harus mau menjual dengan harga dibawahnya yaitu 4.200 rupiah. Dan dalam kondisi ini, peternak juga tidak bisa membeli pakan jagung langsung dari petani. Terhadap masalah ini, Pandu menuturkan bahwa pihaknya, dalam hal ini Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kendal melakukan koordinasi dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat, agar para petani jagung tidak lagi terikat kontrak dengan para pengepul.
"Biasanya kami memberikan bantuan baik berupa benih ataupun pupuk dan obat-obatan, sesuai yang dibutuhkan petani. Petani butuh jenis jagung apa yang akan ditanam, maka kita penuhi. Dan bila ada varietas baru, petani disamping diberi bantuan benih varietas baru tersebut, pemerintah melalui BPTP juga memberikan pendampingan dari awal proses pengolahan tanah, saat tanam hingga panen. Tahun ini pemerintah melalui Dinas Pertanian, telah memberikan bantuan benih sebanyak 119 ton. Harapannya, petani bisa melepaskan diri dari ikatan kontrak dengan pengepul dan bisa mandiri" terang Pandu. (kris)