Kendal- Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP2PA) Kabupaten Kendal menyelenggarakan kegiatan penguatan kelembagaan PPT-PKPA Larasati tentang pencegahan kekerasan terhadap perempuan berbasis gander dan anak tahun anggaran 2019, Kamis (28/2/2019) bertempat di Operation Room 2 Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
Hadir dalam acara tersebut Kepala Dinas P2KBP2PA Kabupaten Kendal, Asrifah, S.Kep., Kabid PPPA Kendal beserta jajarannya, Kejaksaan Negeri Kendal, Pengadilan Negeri Kendal, Pengadilan Agama Kendal, GOW, Fatayat NU, Aisyiah Muhammadiyah dan OPD terkait. Dan hadir sebagai narasumber dr. Nur RoChim dari Dinas Kesehatan dan Kepala Disdikbud Kendal Agus Rifa’i.
Dalam sambutannya Kepala Kepala Dinas P2KBP2PA Kabupaten Kendal, Asrifah menyampaikan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk menekan atau meminimalisir angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di wilayah Kabupaten Kendal. “Alhamdulillah dari tahun ke tahun kasus kekerasan perempuan dan anak di Kendal terus mengalami penurunan, dan pada tahun 2018 kami selaku ketua PPT-PKPA Larasati telah mendampingi korban kekerasan terhadap perempuan dan anak yang telah melapor di dinas sebanyak 61 kasus, dan sebagian besar korbannya dalah anak-anak,” terangnya.
Menurut Asrifa, kekerasan terhadap perempuan dan anak merupakan fenomna sosial yang tidak akan pernah berujung dan bertepi yang tidak akan pernah habis dibicarakan. Maka dari itu, berdasarkan permasalahan tersebut Pemerintah Kabupaten Kendal telah membentuk lembaga perlindungan terhadap perempuan dan anak dari segala bentuk kekerasan melalui Pusat Pelayanan Terpadu Penanganan Kekerasan Perempuan dan Anak (PTT-PKPA) Larasati.
“Selain itu, kami juga sudah melakukan tidankan dengan bersosialisasi terkait pencegahan tidakan kekerasan terhadap perempuan dan anak dari tingkat kecamatan hingga sampai ke desa dan kelurahan,” tambah Kepala Dinas P2KBP2PA Kendal tersebut.
Ia mengungkapkan, mayoritas kasus kekerasan dialami oleh anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah, sehingga pihaknya telah bekerja sama dengan dunia pendidikan untuk meningkatkan peran serta para guru agar lebih perhatian terhadap anak didiknya. Salah satu sebab hal itu terjadi karena kurangnya kasih sayang dan perhatian dari para orang tua mengingat Kabupaten Kendal merupakan TKI terbanyak nomer dua se-Jawa Tengah yang bekerja di luar negeri.
Asrifah juga berharap kepada seluruh masyarakat Kabupaten Kendal untuk berani melaporkan jika memang terjadi kasus secamanm itu. “Harapan saya masyarakat berani melaporkan jika mengalami tindakan kekerasan terhadap diri pribadi, keluarga maupun masyarakat di sekitar kepada instansi terkait, sehingga segera bisa teratasi,” harapnya.