Kendal – Pemerintah Kabupaten Kendal menggelar acara Desiminasi Audit Kasus Stunting (AKS) II melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP2PA) untuk merespons peningkatan prevalensi stunting yang mencapai 22,4% pada 2023, Rabu (06/11/2024).
Stunting bukan hanya persoalan tinggi badan anak yang kurang sesuai dengan usianya, tetapi berdampak pada kualitas hidup dan produktivitas mereka di masa depan.
Kepala DP2KBP2PA Albertus Hendri Setyawan menyampaiakan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah, menyampaikan hasil kajan intervensi dan tindak lanjut audit kasus stunting. Adapun sampling yang saat ini dilakukan dipilih 6 Kecamatan dan 8 desa/kelurahan.
“Terdapat 11 sasaran yang dilakukan audit stunting yaitu Desa Cening Kecamatan Singorojo, Desa Limbangan Kecamatan Limbangan, Desa Pakis Kecamatan Limbangan, Desa Kediten Kecamatan Plantungan, Desa Tambakrejo Kecamatan Sukorejo, Desa Wonorejo Kecamatan Kaliwungu, Desa Blimbing Kecamatan Boja dan Desa Meteseh Kecamatan Boja,” jelas Albertus Hendri Setyawan.
Sementara itu Pj. Sekretaris Daerah Kendal Agus Dwi Lestari yang turut sebagai Wakil Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Kendal menyampaikan, Berdasarkan kasus-kasus yang ditemui pada Audit Kasus Stunting II terdapat banyak faktor yang menyebabkan stunting.
“Beberapa faktor penyebab adanya stunting diantaranya, Infeksi saluran pernafasan (9%), ekonomi (18%), Kekurangan Energi Kronis (KEK) (9%), kesalahan pola asuh (9%), dan penyumbang tertinggi kasus stunting pada AKS II ini adalah pernikahan dini (54%) dengan atau tanpa kehamilan diluar pernikahan,” ujar Agus Dwi Lestari.
Adapun Pihaknya menegaskan bahwa Komitmen Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten, TPPS Kecamatan, hingga TPPS Desa/Kelurahan diperlukan untuk menyelesaikan kasus stunting yang tidak sedikit di Kabupaten Kendal khususnya di kecamatan lokus stunting.
Agus Dwi Lestari juga mengharapkan bahwa Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) mendapatkan hasil yang valid dan prevalensi stunting dapat turun menjadi 14%.
(Diskominfo/AK)